Sampah plastik masih jadi masalah besar di Indonesia hari ini. Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari sangat besar. Tak heran, Indonesia jadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, di bawah Cina.

Sampah plastik jadi masalah di seluruh wilayah Indonesia. Bila  tidak ada upaya serius dan kreatif, di masa depan masalah  ini akan semakin besar dan sulit untuk dipecahkan.

Salah satu upaya kreatif ditunjukkan oleh warga SMAN 1 Citeureup, Kabupaten Bogor. Seluruh warga SMAN 1 Citeureup berkolaborasi untuk mengatasi masalah ini di lingkungan sekolah. Salah satu hasilnya adalah karya instalasi bertuliskan semboyan dan visi sekolah yang terbuat dari sampah plastik.

Semboyan GEMILANG terpampang di halaman depan sekolah. Karya instalasi tersebut terlihat indah dan gagah. Dari jauh mungkin orang tidak mengira bahwa tulisan tersebut berbahan dasar plastik bekas pakai.

Saat didekati, semboyan Gemilang tersebut ternyata terdiri dari susunan botol-botol yang diisi dengan potongan plastik kemasan atau biasa disebut ecobrick. Tulisan gemilang di depan sekolah tersebut terlihat indah dan warna-warni. Sebab, plastik yang digunakan untuk mengisi botol memang warnanya berbeda-beda.

“Ecobrick ini karya murid-murid SMAN 1 Citeureup. Jadi anak-anak kami minta membuat ecobrick dari plastik yang dikumpulkan di tempat sampah khusus non-organik. Setelah terkumpul, lalu dibuat ecobrick. Pihak sekolah menyiapkan kerangka besi tempat menyusun ecobrick tersebut,” kata Ika Yanti, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Citeureup.

Proses pembuatan ecobrick dari sampah plastik.

Menurut Ika, salah satu hal menarik dari pembuatan instalasi tersebut adalah keterlibatan semua warga sekolah. Proyek tersebut merupakan karya bersama. Sebuah karya kolaborasi untuk menjadi solusi mengatasi masalah lingkungan di sekolah.

Beberapa murid juga terlihat antusias dengan project ini. Sebagai contoh, murid pecinta alam yang tahu program ini langsung menawarkan diri untuk membantu dan mengawal project ini. Bagi mereka, pecinta alam bukan sekadar berkegiatan naik gunung. Menjaga lingkungan tetap bersih juga aksi nyata pecinta alam.

Dampak paling nyata dari kegiatan ini adalah lingkungan sekolah yang lebih bersih dan minim adanya sampah. Upaya membatasi dan mengelola sampah plastik ini akan terus dijalankan, sebagai bentuk kepedulian SMAN 1 sebagai Sekolah Adiwiyata.

 

Ingin dapat berita inspiratif lainnya di lantang.id? Klik di sini