Di balik hiruk pikuk keramaian Kota Jakarta, siapa sangka tersimpan sejuta koleksi vintage nan indah di tenggara Jakarta. Ini cerita perjalanan saya dan tiga orang teman menyusuri tempat-tempat tersembunyi di Ibu Kota.

Sore itu kami berjalan menyusuri Pasar Kebayoran Lama. Kami berjalan hingga menemukan tempat yang begitu unik. Lokasinya persis di samping Stasiun Kebayoran Lama. Diiringi berisiknya suara kereta, kami menikmati suasana sore dengan aneka barang antik yang dijual di kiri kanan kami.

Jenis barangnya beragam, mulai dari jam tangan, kipas angin, setrika, hingga mesin ketik kuno kami temui disana. Kami pun sempat mengobrol dengan salah satu pedagang disana. Pak Jack, begitulah orang-orang pasar memanggilnya. Namanya panjangnya Jack Sander.

Dia sudah berjualan selama 23 tahun terhitung dari tahun 2000 silam. Pak Jack adalah ahli reparasi berbagai macam elektronik.

“Saya berasal dari Bukittinggi dan datang ke Jakarta di tahun 1988. Lalu di tahun 2000, mulai belajar servis secara otodidak. Jadi basic saya itu servis jam dan semua keluhan tentang jam. Tapi selain jam saya juga bisa servis barang elektronik seperti AC, kipas angin, termasuk jeroannya juga” jelas Pak Jack.

Pak Jack mengatakan jika dirinya mulai menetap di kawasan Kebayoran Lama dari tahun 1993. Ada banyak perubahan di kawasan tersebut dari ia pertama kali merantau ke Jakarta sampai hari ini. Ia mengaku kawasan tempat berjualan dulu pernah digusur sampai akhirnya dipindahkan di gang tempat ia berjualan sekarang yang dikelola oleh pihak kecamatan dan kelurahan setempat.

“Dulu kami berjualan di depan sana, dikawasan tempat pembangungan LRT. Namun pada saat pembangunan LRT dimulai, kami lalu dipindahkan di sini,” tuturnya.

Sembari berbincang, saya pun memperbaiki jam saya di tempat Pak Jack. Harga service baterai jam di Pak Jack terbilang cukup murah karena hanya merogoh kocek kisaran Rp10 ribu rupiah saya.

Pak Jack mengatakan, pendapatan hariannya tidak menentu. Hal tersebut tak lepas dari banyaknya pedagang yang menjual jasa serupa. Selain itu pelanggan Pak Jack sebagian berpindah ke pedagang lainnya. Sehari dia memperoleh pendapatan sekitar Rp150 ribu-Rp 200 ribu rupiah.

Permata tersembunyi di Kebayoran Lama

 

Puas mengelilingi kawasan gang pasar, kami pun berjalan lagi sampai akhirnya menemukan sebuah tempat tersembunyi di balik keramaian pasar. Tempat itu berada persis di samping musala dekat Stasiun Kebayoran Lama. Nama tempatnya Kampoeng Gallery atau orang-orang setempat menyingkatnya menjadi Kaller.

Kampoeng Gallery merupakan tempat nongkrong yang asik, karena dihiasi dengan berbagai macam barang vintage dari mulai buku, majalah, hingga beragam barang antik. Disini kami bak menemukan surga barang antik di balik bisingnya suara kereta.

Namun siapa sangka ternyata tempat ini sudah berdiri 12 tahun lamanya. Pak Irfan adalah penggagas Kampoeng Gallery ini. Bermula dari hobi Pak Irfan yang gemar mengumpulkan barang-barang antik, hingga akhirnya terpikirlah ide untuk menyulap barang tersebut menjadi sebuah dekorasi yang menghiasi langit-langit dan sekitaran Kampoeng Gallery.

“Awalnya Om Irfan yang hobi ngumpulin barang-barang vintage kan, terus lama kelamaan jadi banyak tuh dan ga tau harus diapain. Akhirnya terpikirlah ide buat jadiin tepat kayak kafe gitu, sambil ibu jualan juga di sini. Jadinya kita punya usaha pribadi gitu,” kata Bu Vinta yang merupakan pemilik Kampoeng Gallery.

Ada berbagai macam barang-barang antik yang dapat ditemui di tempat ini dan semuanya disusun rapi sehingga pengunjung serasa dibawa ke era tahun 90an. Tempatnya yang unik membuat banyak orang di sini, baik hanya untuk nongkrong atau bahkan untuk membuat sebuah project.

Beberapa produksi film web series pernah menyewa tempat ini sebagai lokasi syuting film mereka. Film yang pernah menggunakan lokasi Kampoeng Gallery adalah Mercury (2022) dan Gita Cinta dari SMA (2023).

“Kemarin itu ada beberapa anak IKJ yang datang buat bikin film gitu. Terus ada lagi tim produksi film Mercury yang pake tempat kita buat shooting sampe kita harus tutup tiga hari. Dulu tahun 2017 film Galih dan Ratna pernah shooting di sini juga” jelas Bu Vinta.

Cari inspirasi tempat nongkrong di Jakarta? Cek di sini

Tidak hanya barang vintage, disini juga dijual makanan dan minuman yang harganya relatif murah. Menunya pun cukup bervariasi seperti mi goreng, kopi, cappucino dan banyak lagi. Setiap senin sore hingga malam, Kampoeng Gallery membuat acara open mic sehingga pengunjung dapat menikmati live musik dan berbagai hiburan lainnya seperti puisi dan teater.

Menurut Saya Kampoeng Gallery dapat menjadi salah satu tempat nongkrong yang asik dan unik, terlebih lagi jika mencari tempat dengan bujet pas-pasan ala mahasiswa. Tempat ini dapat menjadi solusinya. Di sini, pengunjung bisa menikmati galeri yang unik dengan berbagai barang vintage dan juga tempat nongkrong yang nyaman.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk berkunjung ke Kampoeng Gallery dan sekitarnya.

 

Reporter: Sindyke Herti P, Vino Valian, Raynald Nathaniel P, Arnicha Sofie LS (Mahasiswa Universitas Pertamina)