Darwin Nunez jadi pemain paling sering dibicarakan di musim transfer Liga Inggris tahun 2022. Ia seringkali dibanding-bandingkan dengan Erling Haaland. Bila bisa menyanyi dangdut koplo, tentu dia akan bernyanyi lagu dari Abah Lala, “Ojo Dibandingke”.

Nunez dianggap lebih terlalu mahal dengan nilai transfer sebesar 85 juta pounds (Rp1,5 triliun). Sementara Haaland, ditebus dengan “hanya” 55 juta pounds (Rp922 miliar). Orang seringkali hanya melihat nilai transfer. Tapi ada hal penting lain yang dilupakan, yaitu gaji yang diterima Ketika Nunez membela Liverpool dan Haaland membela Manchester City.

Gaji Nunez di Liverpol “hanya” 98 ribu pounds atau setara Rp1,7 miliar per pekan. Sementara gaji Haaland adalah 375 ribu pounds atau setara Rp6,7 miliar per pekan. Selisihnya cukup jauh, lima miliar rupiah. Ingat, lima miliar cukup untuk membeli beberapa mobil mewah.

Kembali lagi ke masalah performa Nunez di Liverpool, sampai pekan ke-14 yang dimainkannya, Nunez memang terbilang baru mencetak 5 gol. Jumlahnya jauh di bawah Haaland yang sudah mencetak 18 gol—tanpa cedera serius, Haaland akan jadi top scorer musim ini.

Apakah hasil tersebut menjadi bukti bahwa pembelian Nunez adalah flop alias gagal? Tunggu dulu. Jangan bandingkan statistiknya head to head dengan Haaland. Perbandingan terbaik untuk Nunez tentu saja adalah pemain Liverpool sendiri, khususnya striker.

Statistik Darwin Nunez di Liverpool

Darwin Nunez mencetak gol pertamanya di Liverpool (Foto: Instagram @darwin_n9)

Bila penilaian kualitas seorang striker ditentukan dalam 10 laga awal dia bermain setelah proses transfer, Nunez ternyata punya catatan yang apik. Dalam 10 pertandingan, Nunez berhasil mencetak lima gol dan mengirimkan dua assist.

Nunez hanya kalah dibanding Sadio Mane yang sekarang bermain untuk Bayern Munich. Mane dalam 10 pertandingan awal berhasil mencetak enam gol dan dua assist. Selisih satu gol dengan Nunez. Catatan Nunez tersebut sama persis dengan pencapaian Mohamed Salah dan Daniel Sturridge yang juga mencetak lima gol dan dua assist. Sedikit berbeda dengan catatan Robbie Fowler yang berhasil mencetak enam gol dan satu assist.

Melihat catatan tersebut, pencapaian Nunez tidak bisa dibilang buruk. Ia bahkan masuk peringkat kedua striker paling tajam di Liverpool dalam 10 pertandingan pertama. Bermodal statistik tersebut, tentu tidak pas bila kualitas Nunez disamakan dengan Andy Carrol. Meski posturnya mirip, tapi pencapaiannya berbeda. Carrol hanya mencetak 6 gol dalam 44 pertandingan di Liverpool.

Melihat catatan di atas, terbukti Nunez termasuk salah satu striker top di Liverpool. Ia sudah membuktikan diri dengan memberikan kontribusi terbaik bagi tim. Meskipun statistik tersebut tidak bisa jadi patokan. Sebab, tidak bisa menilai kualitas permainan seseorang dalam 10 pertandingan.

Penilaian kualitas pemain bola harus dilihat dalam satu musim kompetisi penuh. Bahkan, idealnya dalam 2-3 musim liga. Konsistensi seorang pemain dalam 2-3 tahun di sebuah klub adalah hitungan fair menilai kualitas seorang pemain. Kita tunggu saja, apakah Nunez tetap bisa konsisten menjadi striker top di Liverpool.

 

Mau baca berita menarik lainnya? Baca di sini