Gempa bumi yang terjadi Senin, 21 November 2022, pukul 12.15 di Cianjur yang berpusat Sukalarang, Sukabumi, menyisakan duka mendalam dan kerusakan yang dasyat. Sampai saat ini masih dilakukan pencarian korban gempa yang hilang.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (22/11) pukul 17.00 WIB, yang dilansir cnnindonesia.com, korban meninggal akibat gempa mencapai 268 jiwa, yang teridentifikasi 122 jenazah, yang masih hilang 151 orang, dan korban luka mencapai 1.083 orang.

Akibat aktivitas gempa yang berpusat di Cianjur, sekitar 10 Km dari permukaan tanah, membuat rumah 22.198 unit rusak total. Ribuan orang juga harus tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Menurut catatan BMKG, gempa serupa pernah terjadi di Cianjur siklus dua dekade pada tahun 2000 dan 1982.

Doa Gempa Bumi

Khususnya dalam kitab suci Al-Qur’an, doa gempa bumi dan bencana alam lainnya telah termuat baik secara jelas maupun tersirat. Beberapa hadis juga mengajarkan doa gempa bumi yang dapat memberikan pertolongan saat musibah terjadi.

Salah satu doa gempa bumi ini telah Allah sampaikan dalam sebuah surat Al-A’raf ayat 155-156. Nabi Musa melafalkan doa ini saat sedang ditimpa musibah gempa bumi.

رَبِّ لَوْ شِئْتَ اَهْلَكْتَهُمْ مِّنْ قَبْلُ وَاِيَّايَۗ اَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاۤءُ مِنَّاۚ اِنْ هِيَ اِلَّا فِتْنَتُكَۗ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاۤءُ وَتَهْدِيْ مَنْ تَشَاۤءُۗ اَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الْغٰفِرِيْنَ. وَاكْتُبْ لَنَا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ اِنَّا هُدْنَآ اِلَيْكَۗ

Rabbi lau syi’ta ahlaktahum min qablu wa iyyaya, atuhlikunaa bimaa fa’alas-sufahaau minnaa, in hiya illa fitnatuka tudhillu bihaa man tasyaau wa tahdhi man tasyaa, anta waliyyuna faghfir lanaa warhamnaa, wa anta khairul-ghaafirin, waktub lanaa fiii haadzihid-dunya hasanatan wa fiil-akhirat inna hudna ilaika

Artinya: “Ya Tuhanku, jika Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari-Mu. Engkau menyesatkan siapa yang Engkau kehendaki dengan cobaan itu dan Engkau memberi petunjuk siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Pelindung kami. Maka, ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkaulah sebaik-baik pemberi ampun. Tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau.” (QS Al-Araf [7]: 155-156)

Selain doa gempa bumi di atas, ada beberapa bacaan doa lain yang dapat kita amalkan saat terjadi bencana alam.

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ اؤْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

Inaa lillahi wainnaa ilaihi raaji’uun. Allahumma`jurnii fii mushiibati wa akhlif lii khairan minhaa

Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya”.

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:

ما مِن مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ، فيَقولُ ما أمَرَهُ اللَّهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} [البقرة: ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي في مُصِيبَتِي، وأَخْلِفْ لي خَيْرًا مِنْها، إلَّا أخْلَفَ اللَّهُ له خَيْرًا مِنْها

Artinya: “Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu dia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, (yaitu membaca doa Inaa lillahi wainnaa ilaihi raaji’uun. Allahumma`jurnii fii mushiibati wa akhlif lii khairan minhaa), melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik.” (HR Muslim).

Selain kedua doa-doa gempa bumi tersebut, MUI juga menyampaikan sebuah doa lain yang diajarkan Rasulullah SAW pada Sayyidina Ali agar beliau diberikan kemudahan dalam menghadapi kesulitan dan Allah menghilangkan bencana alam tersebut.

Sementara doa yang umum biasa dilafalkan dan dapat menolong kita saat tertimpa musibah gempa bumi:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللَّهِ العَلِيّ العَظِيمِ.

Bismillahirrahmanirrahim wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada daya dan kekuatan (bagi kami) melainkan hanya dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” (Abu Zakariya an-Nawawi, al-Adzkar, Daarul Fikr, hal 123)

Amalan yang Dilakukan saat Terjadi Gempa Bumi dalam Islam

Adanya doa dapat membuat perasaan dan pikiran seseorang menjadi lebih tenang. Sembari berikhtiar, doa dan dzikir menjadi bagian dari ibadah yang sulit dilepaskan. Beberapa doa gempa bumi yang di terurai di atas harapannya dapat membuat kita lebih tenang, dan terhindar dan selamat dari bahaya gempa bumi.

Berikut beberapa amalan yang dapat lakukan, khususnya untuk umat Muslim:

Perbanyak Zikir

Zikir membawa banyak manfaat antara lain memberikan ketenangan, menghapus dosa, dapat mengisi waktu kosong, kesedihan, dan keresahan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berdzikirlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala baik ketika sedang berdiri, duduk, maupun berbaring, baik di rumah, di jalan, di kendaraan, maupun di kantor.

Amalan ini termuat dalam surah Ash-Shoffat ayat 143-144 yang berbunyi:

فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ، لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat [37]: 143-144).

 

Shalat Ghaib untuk Korban yang Meninggal Dunia

Melaksanakan shalat ghaib merupakan bentuk kepedulian umat Muslim di Indonesia terhadap korban gempa Cianjur yang meninggal dunia. Selain itu sebagai wujud rasa kebersamaan sebagai makhluk ciptaan Allah.

 

Niat shalat ghaib bila jenazahnya banyak, misalnya korban bencana alam yang menimpa satu desa, maka lafal niatnya adalah:

أُصَلِّي عَلَى جَمِيعِ مَوْتَى قَرْيَةِ كَذَا الْغَائِبِينَ الْمُسْلِمِينَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî ‘alâ jamî’i mautâ qaryati kadzâl ghaibînal muslimîna arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.  

 

Artinya, “Saya menyalati seluruh umat muslim yang jadi korban di desa ‘…’ (sebutkan nama desanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”

 

Membantu Korban Bencana

Selain membantu dalam bentuk doa, kamu juga bisa berdonasi berupa uang atau membantu menyalurkan barang-barang yang dibutuhkan sehari-hari yang dibutuhkan para pengungsi korban gempa. Biasanya kebutuhan yang diperlukan berupa karpet, tenda, pakaian, bahan makanan, obat-obatan, buku-buku, alat tulis, serta lampu penerangan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim).

Praktik Kesalehan Sosial 

Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah istilah fiqh, yaitu memiliki arti mengajak atau menganjurkan kebaikan dan menghindari perbuatan buruk. Nah, agar terhindar dari gempa, jauhkanlah perbuatan buruk yang dapat menimbulkan dosa. Perbanyaklah amal saleh dengan melakukan gotong royong, berdakwah, mengaji, dan hidup rukun.

Adanya peristiwa bencana alam seperti gempa bumi yang menimbulkan korban jiwa dan harta benda ini, sudah seyogyakan kita semua belajar mempraktikkan kesalehan sosial. Karena ibadah tidak saja urusan individual, namun juga harus berdampak nyata kepada masyarakat dan kemanusiaan.