Tiga tahun terakhir, santri-santriwati Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor berangkat dan pulang liburan selalu bersama-sama. Menciptakan kehebohan di banyak terminal bus.

Fenomena PP Modern Gontor

Ariza melepas santri GontorPondok Pesantren Modern Darussalam Gontor adalah sebuah lembaga pendidikan besar yang berbasiskan pesantren dan terkenal sejak lama.

Pesantren yang berpusat di Gontor Ponorogo Jawa Timur ini berdiri pada Senin, 12 Rabiul Awal 1325/ 20 September 1926. Tiga bersaudara yakni KH Ahmad Sahal (1901-1977), KH Zainuddin Fanani (1905-1967) dan KH Imam Zarkasyi (1910-1985) mendirikan pesantren tua tersebut.

Dalam dunia pendidikan Islam institusi Pesantren Darussalam Gontor sudah menjadi model atau benchmark. Banyak pesantren di tanah air yang kemudian mengambil Pesantren Gontor ini sebagai kiblat.

Perpulangan menjelang liburan dan pemberangkatan menuju pesantren usai liburan adalah momen yang mengharukan bagi santri (siswa) dan keluarganya. Tentu berbeda dengan sekolah biasa yang tiap hari berangkat dan pulang. Pesantren yang merupakan sekolah berasrama atau boarding, santri akan tinggal di pesantren setidaknya untuk 6 bulan, sebelum mereka bisa pulang untuk liburan.

Pandemi Covid-19 yang mengubah kebiasaan

Dulu setiap berangkat atau pulang para santri dan santriwati biasa diantar atau dijemput keluarganya sampai di lokasi pesantren. Bahkan keluarga bisa menjenguknya untuk beberapa hari.

Namun pandemi covid-19 telah mengubah segalanya. Tahun 2020 saat pandemi menyerang, hampir semua sekolah berubah menjadi sekolah daring. Pesantren juga banyak yang memulangkan santrinya.

Namun Pesantren Darussalam Gontor yang memiliki banyak pengalaman termasuk menghadapi bencana pandemi, tak berkecil nyali. Kegiatan belajar tetap berlangsung dengan perubahan sistem yang ketat.

Satu hal yang berubah adalah keluarga tidak boleh lagi menjenguk, apalagi harus menginap ramai-ramai di lingkungan pesantren. Santri juga tidak bisa lagi dijemput atau diantar keluarga besarnya saat akan liburan atau memulai kegiatan belajar lagi. Organisasi alumni yang bernama IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) mengkoordinir keberangkatan dan perpulangan mereka.

Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor ini sekarang telah membesar. Ada 12 cabang pesantren putra dan 8 pesantren putri yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar berada di Jawa Timur. Jumlah santri masing-masing cabang bisa mencapai ribuan.

Momentum berangkat dan pulang bersama

Sehingga momen perpulangan atau pemberangkatan ini selalu membuat “kehebohan” terutama di terminal-terminal bus dan pusat-pusat keramaian. Karena titik kadatangan atau pemberangkatan santri bisa saja mengambil lokasi di masjid raya atau islamic center di berbagai kota di Pulau Jawa. Kegiatan perpulangan dan pemberangkatan kembali ke pesantren menjadi peristiwa yang kolosal.

Misalnya santri dan santriwati Pesantren Gontor yang asalnya dari Kota Depok biasanya berangkat atau pulang di dan dari terminal Jatijajar, kadang di Masjid At Thohir di Cimanggis. Untuk yang asalnya dari Bogor di Masjid Amaliyah Ciawi Bogor.

Dijemput dan dilepas oleh pejabat

Di kota tertentu pemberangkatan dan perpulangan kadang diberangkatkan dan dijemput oleh pejabat terkenal atau alumni Pesantren Gontor yang sudah menjadi pejabat. Misalnya tahun 2021 lalu para santri dari wilayah Jakarta diberangkatkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain itu pada tiap-tiap bis juga ada pendamping yang disebut sebagai wali safar. Biasanya wali safar ini adalah orang tua salah satu santri. Wali safar akan menjemput kafilah santri di pesantren sehari sebelum para santri ini pulang. Wali safar mendampingi bis sejak dari lingkungan pesantren hingga di kota tujuan.

Ada beberapa orang tua santri yang langganan menjadi wali safar setiap perpulangan. Seperti Exkuwin Suharyanto, warga Depok yang anaknya menjadi santri di Gontor Putri 2 Ngawi. Sudah tiga kali ia menjadi wali safar.

Dalam kegiatan perpulangan santri dan santriwati asal Depok musim liburan Ramadhan tahun 2023 ini, setelah melalui perjalanan semalaman mereka akan akan dijemput oleh keluarga besarnya. Hal ini yang sering membuat keriuhan di terminal Jatijajar. Saking riuhnya kadang-kadang mirip situasi mudik lebaran.

Apakah peristiwa heboh rutin ini segera berakhir?

Entah sampai kapan perpulangan dan pemberangkatan santri pondok modern Darussalam Ponorogo akan bersama-sama seperti ini. Saat ini pemerintah telah mencabut status pendemi. Namun sepertinya kebijakan untuk pemberangkatan dan perpulangan masih tetap seperti ini.

Banyak yang ingin menjemput santri langsung ke pesantren. Namun momen yang terjadi selama dua tahun belakangan ini sepertinya juga menyisakan kesan yang menarik dan mengesankan bagi sebagian orang tua santri yang lain. Mereka merasa pengalaman dua tahun ini sangat mengharukan dan menghebohkan.

Inilah salah satu pengalaman keluarga yang menyekolahkan anak mereka di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Di terminal Jatijajar dan Masjid Amaliyah Ciawi kenangan haru biru itu akan selalu terkenang….