Kylian Mbappe berjalan menunduk setelah menerima Sepatu Emas usai final Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail, Qatar. Tak ada senyum sama sekali di wajahnya pada malam 18 Desember tersebut. Ia terlihat enggan menenteng Sepatu Emas yang membuktikan dirinya adalah raja dalam mencetak gol di Piala Dunia.
Bahkan saat meninggalkan podium, Sepatu Emas tersebut terlihat hampir lepas dari alasnya dan akan terjatuh. Untung Mbappe bergerak cepat dan meraih sepatu tersebut. Setelah itu dia melanjutkan jalannya dengan gontai meninggalkan podium.
Bomber Timnas Prancis tersebut berhasil meraih Sepatu Emas setelah menceploskan delapan gol selama Piala Dunia 2022. Ia unggul tipis dari rekan satu timnya di Paris Saint-Germain, Lionel Messi yang berhasil melesakkan tujuh gol.
Kekalahan Mbappe dan Timnas Prancis di Piala Dunia 2022 ini memang terasa sangat pahit malam itu. Sempat comeback dua kali di waktu normal dan perpanjangan waktu, akhirnya mereka harus kalah di babak adu penalti.
Menjadi raja pencetak gol, tak jadi jaminan seorang pemain seperti Mbappe menjadi bahagia dan bangga. Sebab, pencapaian tertinggi seorang pemain dalam turnamen Piala Dunia adalah saat mengangkat trofi bola dunia berkelir emas dan hijau tersebut.
Itulah drama sepakbola. Penghargaan tertinggi secara personal, tidak menggaransi hadirnya kebahagiaan. Mbappe bukan satu-satunya orang yang tak bahagia saat meraih penghargaan personal tertinggi di Piala Dunia. Messi juga pernah merasakannya.
Pada Piala Dunia 2014, Messi meraih penghargaan Bola Emas, sama seperti pencapaiannya di Piala Dunia 2022. Namun, ekspresi wajahnya sangat jauh berbeda. Di Qatar, senyumnya mengembang berkali-kali. Di Piala Dunia 2014 Brazil, raut mukanya datar tanpa ekspresi. Sama dengan yang terlihat pada Mbappe. Waktu itu Argentina harus mengakui keunggulan Jerman melalui gol tunggal Mario Gotze.
Mau baca berita olahraga dan sepakbola lainnya? Klik di sini
Empat tahun berikutnya, alias Piala Dunia 2018 di Rusia, hal yang sama terjadi. Pencapaian Luka Modric sebagai pemain terbaik turnamen juga tak membuatnya terlihat bahagia. Saat dan setelah menerima Bola Emas, wajah Modric terlihat murung. Tak ada senyum di wajahnya.
Sangat kontras dengan wajah Mbappe kala itu. Di Piala Dunia 2018, Mbappe bersama punggawa Timnas Prancis tersenyum lebar karena mampu mengangkat trofi. Mbappe sendiri terpilih sebagai pemain muda terbaik di turnamen sepakbola termegah dunia 2018 ini.
Jauh di era sebelumnya, wajah datar tersebut ditunjukkan oleh Oliver Kahn. Pada Piala Dunia 2002, Kiper Timnas Jerman ini mendapatkan dua penghargaan sekaligus yaitu sebagai kiper terbaik sekaligus pemamin terbaik turnamen. Namun, tak hadir juga senyum di wajahnya. Meskipun lebih sulit menilai ekspresi Oliver Kahn, karena kiper legendaris ini memang jarang tersenyum.
Apa yang terjadi pada empat pemain top dunia tersebut adalah bukti bahwa sepakbola adalah drama. Dalam drama sepakbola, seorang raja dengan raihan prestasi pribadi tertinggi tak selalu bahagia. Begitulah drama, selalu ada tawa dan senyum. Di sisi lain, menyisakan kecewa, tangis, dan air mata. Kita sudah sering melihatnya di lapangan hijau. Dan akan tetap seperti itu selama permainan ini masih ada.