Bau badan tak sedap memusingkan. bagaimana cara mengantisipasinya?

Bau badan adalah salah satu tanda yang ada pada seseorang. Namun tahukah, bahwa bau atau aroma khas itu justru menjadi salah satu unsur keintiman. Bayi biasanya merasa tenang dengan membaui badan ibunya. Tetapi, tak jarang bau badan bisa sangat menjengkelkan. Meski banyak yang pede dengan masalah bau badan, tetapi banyak orang yang merasa minder bergaul gara-gara bau badan yang tak sedap. Bau badan tak sedap seringkali tak mempan diguyur parfum paling wangi pun. Bila sudah demikian, dokter kulitlah yang menjadi tempat tumpahan perasaan.

bau badan yang sangat mengangguBau badan itu dalam dunia kedokteran mempunyai nama keren yaitu bromhidrosis. Bau badan ini munculnya, ada yang normal, ada yang tidak. Bergantung pada kelenjar keringat mana yang menghasilkan bau.

Awal mulanya adalah kelenjar

Dalam dunia kesehatan, ada dua kelenjar keringat utama di kulit, yaitu kelenjar apokrin dan kelenjar ekrin. Zat yang dikeluarkan dari kelenjar-kelenjar itu bisa dibusukkan oleh bakteri. Sehingga harus dipastikan, berdasar kelenjar mana yang diganggu oleh bakteri tersebut. Apakah bromhidrosis apokrin atau pula bromhidrosis ekrin.

Bau badan manusia memang banyak ditentukan oleh sekresi kedua kelenjar itu dan sedikit dipengaruhi sekresi kelenjar sebasea serta penguraian zat keratin.

Daerah yang paling rajin menyebarkan bau badan manusia adalah ketiak karena kelenjar apokrin paling banyak terdapat di ketiak. Ada juga kelenjar apokrin di lingkaran puting susu dan sekitar kemaluan, tetapi biasanya tidak terlalu produktif menghasilkan bau. Bau badan biasanya belum muncul sebelum masa remaja karena kelenjar apokrin baru berfungsi setelah pubertas.

Keringat dan ras manusia

Sebenarnya, masalah bau badan ini lebih jarang dijumpai pada orang Asia dibandingkan dengan orang-orang berkulit hitam. Kelenjar apokrin orang kulit hitam, lebih besar dan aktif daripada orang kulit putih atau ras lain. Mengapa pula lebih banyak pria yang berbau badan tak sedap dibandingkan perempuan? Itu semata-mata masalah kebersihan diri. Perempuan lebih menjaga kebersihan daripada pria. Anehnya, orang yang menderita hiperhidrosis (berkeringat berlebihan) lebih sedikit menderita masalah ini. Mungkin karena produksi keringat ekrin yang berlebihan tersebut justru mencuci atau membilas keringat apokrin yang memang lebih berbau tajam.

Gegara bakteri

Sebetulnya, pada waktu muncul dipermukaan kulit, keringat apokrin itu steril dan tidak berbau. Dalam waktu satu jam saja, bakteri golongan gram positif membuat keringat apokrin berbau tajam dan khas.

Para ahli membuktikan bahwa yang berpengaruh pada bau ketiak, terutama, adalah kuman diphteroid aerob dengan sedikit pengaruh golongan mikrokokus pada keringat apokrin. Mereka juga membuktikan bahwa kerja bakteri tersebut terhadap keringat apokrin menghasilkan asam lemak rantai pendek dan amonia. Bau badan menjadi busuk, tengik, asam, manis, apek, atau tajam, bergantung pada komposisi kimia keringat apokrin.

Rambut dan pakaian yang menyebabkan keringat terperangkap juga mempertajam bau ketiak. Bakteri lokal tumbuh subur pada keadaan hangat di daerah lipatan ketiak yang menjadi lembab karena keringat ekrin sehingga bau badan bertambah.

Telapak kaki yang ikut-ikutan bau

Dalam pemeriksaan klinis, kulit ketiak penderita bromhidrosis tidak menunjukkan kelainan. Sedangkan bromhidrosis ekrin paling sering ditemukan pada telapak kaki karena keratin –lapisan kulit kapalan— di derah tersebut tebal dan banyak. Keratin yang hancur inilah sumber bau bromhidrosis ekrin. Telapak kaki tampak menebal dan berwarna putih, serta banyak keringat ekrin. Itulah sebabnya bau kaus kaki menjadi bukan main.

Selain telapak kaki, bromhidrosis ekrin kadang-kadang juga terjadi di lipatan, terutama lipatan paha, dipengaruhi oleh keringat yang berlebihan, kegemukan, dan penyakit diabetes. melitus. Pada kelainan ini tidak ditemukan kelainan fisik lainnya.

Solusinya

Bagaimana mengatasinya? Deodoran atau parfum sering tak banyak menolong. Pada prinsipnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah menghambat keluarnya keringat. Bukankah penyebabnya adalah keringat yang diganggu bakteri?

Sistem saraf pusat mengatur aktivitas kelenjar keringat ini. Dokter bisa memberikan obat-obatan tertentu –biasanya golongan atropin atau analognya– yang bekerja mempengaruhi susunan saraf pusat sehingga secara teoretis aktivitas kelenjar keringat menurun. Tetapi, ternyata secara klinis obat ini tidak banyak membantu. Lagi pula, dokter tidak menganjurkan, karena efek sampingnya banyak.

Cara yang lain adalah mencegah keringat sampai ke kulit. Bagaimana Caranya? Bisanya digunakan obat oles antikeringat. Cara ini sepertinya agak berbahaya karena menyumbat keringat sehingga dapat menimbulkan peradangan. Ternyata, komplikasi sangat jarang terjadi. Mungkin karena aliran keringat hanya sedikit dihentikan dan aktivitas kelenjar keringat berhenti bila ada penyumbatan.

Metode berikutnya adalah menghapus keringat dari permukaan kulit. Caranya adalah dengan sering-sering mencuci ketiak bersih-bersih. Jangan lupa mencukur bulu ketiak supaya tidak menjadi perangkap keringat. Sering-seringlah mengganti pakaian dalam.

Selanjutnya cara yang juga efektif adalah mencegah dekomposisi bakteri dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Kebanyakan deodoran yang dijual bekerja dengan cara ini. Untuk itu bisa dipakai antibiotika topikal (obat oles). Sayang, biasanya timbul reaksi alergi pada kulit.

Kalau cara-cara itu sudah tidak lagi mampu mengatasi, dokter bisa saja melakukan operasi. Seluruh kelenjar ketiak diangkat.