Cluster Azalea atau RW 06 Kelurahan Jatimulya mewakili Kecamatan Cilodong untuk tiga jenis lomba. Ini bukan aktivitas karbitan, melainkan karena berbagai kriteria yang akan menjadi penilaian sudah menjadi gaya hidup warga sejak lama.

Berpartisipasi dalam tiga jenis lomba

Kalau tidak ada aral melintang, Cluster Azalea –sebuah perumahan di kawasan Grand Depok City—akan mewakili Kecamatan Cilodong dalam tiga jenis lomba sekaligus. Lomba tersebut adalah Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang akan diwakili oleh Poktan Azalea, kemudian lomba HATINYA (Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman) PKK dan lomba Rumah Sehat.

Pemilihan Cluster Azalea untuk mewakili Kecamatan Cilodong tentu dengan banyak pertimbangan . Salah satu alasannya adalah memang kegiatan itu sudah biasa dilakukan oleh warga. Bukan tiba-tiba lingkungan dan aktivitas warganya dipermak atau dibuat-buat. Semua kriteria tersebut sudah ada di Azalea.

Sudah lama menjadi aktivitas warga

Seperti kegiatan dan kebiasaan menanam sayuran di lahan-lahan kosong ini sudah dilakukan sejak tahun 2014.

“Silahkan digoogling saja dengan kata kunci “azalea berkebun”, pasti akan ketemu jejak digital kegiatan itu,” ujar Agung Widodo salah satu pegiat Poktan Azalea, saat rapat persiapan penilaian beberapa saat lalu.

Juga kegiatan PKK, ibu-ibu anggota PKK di sini sangat aktif. Kegiatan mereka juga sering diunggah ke media sosial. Untuk rumah sehat, kebanyakan warga Azalea memang memiliki konsep untuk mengelola rumah sebersih dan sesehat mungkin.

Waktu penilaian

Menurut informasi, penilaian akan dilakukan antara tangga 1 sampai 10 Maret 2023. Untuk menyambut tim penilai, warga Azalea tidak melakukan persiapan khusus. Bukan sok percaya diri, tetapi memang semua kriteria lomba telah menjadi rutinitas dan gaya hidup warga.

“Kami hanya sedikit menata bagian-bagian yang terlihat kurang serasi. Juga menambah pemanfaatan barang bekas untuk tempat tumbuh tanaman,” ujar Ibnu Salim Prasodjo, ketua RW 06 di kelurahan Jatimulya.

Mencoba menelusuri jejak digital saat mengetikkan Azalea Berkebun memang kemudian mendapatkan hasil pemberitaan tentang kegiatan itu.

Kegiatan itu beberapa kali berganti nama, dan tentu saja ada juga pegiat yang berganti. Awalnya Azalea Berkebun, kemudian berganti nama KWT Jahe Manis dan terakhir menjadi Poktan Azalea.

Sejak kegiatan ini bergulir lebih lima tahun lalu, aktivitas menanam sayuran dan memanfaatkan lahan kosong itu terus berlangsung tanpa henti.

Kerja bareng dengan komunitas Depok Berkebun

Pada awal-awal kegiatan, Azalea Berkebun merupakan kegiatan bareng dengan Depok Berkebun. Komunitas ini memiliki member 100-an orang. Mereka juga memiliki ahli tanaman sendiri. Belakangan juga disupport oleh Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan. Beberapa kelurahan juga pernah mensupport kegiatan komunitas ini di wilayahnya.

Kebanyakan anggota komunitas ini menanam sayur di halaman rumah masing-masing. Jadi meski tidak bertemu namun komunikasi dan proses belajar selalu terjadi melalui grup whatsapp.

Kegiatan menanam sayur sendiri didasari semangat untuk mencoba mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri. Sehingga warga bisa mencukupi kebutuhannya sendiri.

Kelompok Tani (Poktan) Azalea sendiri sudah berkali-kali melakukan panen sayuran. Sayuran di dijual kepada warga. Hasil penjualannya untuk mengelola dan melakukan penanaman berikutnya.

Aktif memilah sampah

Di Cluster Azalea juga sudah hampir 5 tahun warga melakukan kegiatan pemilahan sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik, bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Depok diproses menjadi pupuk kompos. Azalea cukup besar memasok sampah organik ini. Dan DKLH Kota Depok juga membagikan kembali pupuk kompos ini ke warga. Pada hari Ahad di depan alun-alun Kota Depok sering membagikan pupuk kompos ini secara gratis kepada warga yang mengunjungi alun-alun.

Proses pemilahan sampah ini telah menunjukkan dampak positif. Selain mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Cipayung, juga bisa mencukupi kebutuhan pupuk oleh warga.

Jadi apabila Cluster Azalea ditunjuk mewakili Kecamatan Cilodong memang bukan usulan yang instan. Tapi sebuah apresiasi untuk inisiatif dan kebiasaan baik yang dilakukan oleh warga yang sudah berlangsung lama dan telah menjadi kebiasaan atau gaya hidup.

Menyumbang ke pencapaian SDGs

Menurut salah satu warga, Mohammad Nur Salim, kegiatan warga yang baik seperti ini jangan hanya dalam rangka untuk ikut lomba. Menurutnya dengan merawat tanaman dan tanamannya tumbuh dengan baik itu juga bisa dimaknai kita bersedekah. Yaitu sedekah oksigen yang dibutuhkan manusia untuk bernafas. “Hal ini juga menjadi sumbangsih bagi salah pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), sebuah rencana aksi global oleh para pemimpin dunia termasuk Indonesia,” ujar Nur Salim, yang merupakan ASN di Kementerian Luar Negeri ini.


Kegiatan panen Azalea Berkebun yang dihadiri Istri walikota Depok pada tahun 2018

**Kredit foto: Hary Pambudi