Saat ini sekolah bisa mengembangkan model pembelajaran bagi siswanya dengan lebih bebas. Sekolah bisa mengembangkan konten pembelajarannya dengan lebih longgar. Bahkan sekolah bisa membuat konten pembelajaran masing-masing sekolah lebih unik.
Melalui program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), SMP Islam Fitrah Al Fikri Depok menyelenggarakan serangkaian kegiatan untuk menyukseskannya. Untuk level (kelas) 7, sekolah ini menampilkan tema rekayasa teknologi dirgantara.
Workshop Aeromodelling
Dengan mengambil tema: Dare to Flay: Ekspedisi Kedirgantaraan, SMP IF Al Fikri menggelar kegiatan seperti: ekspedisi dan edukasi kedirgantaraan di Lanud Halim Perdanakusuma, workshop: eksplorasi aeromodelling, mari berkarya: membuat prototype aeromodelling, serta gelar karya: kompetisi aeromodelling.
Dalam workshopnya, SMP IF Al Fikri menggandeng Red Walet Aeromodelling (RWA) untuk penyelenggaraannya.
Sehari harus bisa membuat pesawat yang bisa terbang
Kamis, 24 Oktober 2024 lalu selama hampir seharian, siswa-siswi kelas 7 itu, belajar teori dasar penerbangan, bagaimana pesawat terbang itu bisa terbang. Pemaparan tren penggunaan pesawat nir awak di masa depan. Selanjutnya praktek membuat pesawat model bertenaga karet (rubber plane powered). Kemudian merangkainya, menghiasnya serta menerbangkannya.
Tiga orang instruktur dari RWA, yaitu Ronald, Stephanus, dan Abid dengan sabar membimbing 60-an orang siswa-siswi itu di sekolah yang berlokasi di Jalan Raden Saleh Kota Depok Jawa Barat itu.
Meskipun hanya berupa pesawat model, namun para siswa harus membuat pesawat ini benar-benar dengan menerapkan prinsip-prinsip aerodinamis pesawat terbang sesungguhnya. Sehingga pesawat model ini bisa terbang layaknya seperti pesawat sesungguhnya.
Siswa-siswi antusias
Siswa-siswi dengan penuh seksama memahami bagaimana komponen pesawat seperti sayap dan bagian-bagiannya memiliki fungsi yang sangat penting sehingga membuat pesawat tersebut bisa terbang dan melaju di udara.
Instruktur melatih kerapian dan ketelitian kerja para siswa. Karena ukuran yang presisi dan kerapian karya dari komponen-komponen pesawat tersebut akan sangat menentukan apakah pesawat yang dibuat tersebut bisa terbang atau tidak.
Kegiatan ini memang menuntut kolaborasi yang baik antar pihak. Selain dibimbing 3 instruktur dari RWA, beberapa guru dari SMP IF Al Fikri juga mendampingi sejak pagi, hingga selesai acara pada pukul 15.00 WIB sore harinya.
Bersyukur, kolaborasi itu akhirnya membuahkan hasil. Meski kompetisi gelar karya tidak maksimal dikarenakan hujan turun, sehingga tidak bisa menggunakan ruangan outdoor, tetapi keuletan siswa-siswi sangat kelihatan.
“Kami sangat bersyukur, anak-anak kelihatan semangat dan antusias dalam kegiatan ini”, ujar Ibu Wahyu, guru SMP IF Al Fikri yang terus mendampingi siswa-siswi di lokasi.
Pentingnya mengarusutamakan kedirgantaraan dalam pendidikan
Kita perlu mengapresiasi SMP IF Al Fikri Depok, yang telah memilih tema ini dalam implementasi P5 di SMP IF Al Fikri Depok. Mengingat dunia dirgantara akan menjadi sangat penting di masa depan. Indonesia harus segera melahirkan sumber daya manusia yang mampu meneruskan ketokohan Nurtanio atau Habibie. Dan SMP IF Al Fikri telah memulainya dari Kota kecil di selatan Jakarta itu: Kota Depok.