Salah satu permasalahan yang paling ditakutkan oleh pemilik mobil saat kendaraan mengalami overheat (mesin terlalu panas), khususnya pemilik mobil berbahan bakar fosil. Pada mobil konvensional, overheat terjadi karena panas berlebih pada mesin pembakaran.
Efek terburuk dari mobil yang mengalami overheat adalah kerusakan parah pada mesin, khususnya kebocoran atau retak pada blok mesin atau kepala silinder (cylinder head), yang bisa menyebabkan kerusakan total mesin dan biaya perbaikan yang sangat mahal.
Mengapa efek tersebut bisa terjadi? Mesin mobil dirancang untuk bekerja pada suhu optimal (biasanya sekitar 85–105°C). Ketika sistem pendingin gagal (karena kebocoran radiator, pompa air rusak, thermostat macet, atau kekurangan cairan pendingin), suhu mesin bisa naik jauh di atas batas aman.
Overheat pada mobil listrik
Ada pertanyaan yang sering mengemuka dari obrolan netizen. Mungkinkah mobil listrik overheat seperti halnya mobil berbahan bakar fosil? Jawabnya ya. Mobil listrik overheat juga bisa terjadi seperti mobil konvensional.
Namun, perlu dicatat bahwa sistem kerja mesin mobil konvensional dan mobil listrik berbeda. Meskipun mobil listrik dapat mengalami overheat, tapi dampak yang mungkin terjadi umumnya lebih terkendali dibanding overheat pada mobil konvensional. Mengapa? Sebab mobil listrik memiliki sistem manajemen termal canggih yang dimiliki mobil listrik modern.
Dampak overheat mobil listrik
Perlu dicatat, sistem manajemen baterai (Battery Management System/BMS) pada mobil listrik terbilang canggih. Jika terdeteksi suhu terlalu tinggi, sistem akan secara otomatis mengurangi performa untuk melindungi komponen.
Penurunan performa. Anda akan merasakan daya berkurang, akselerasi melambat, atau kecepatan tertinggi dibatasi. Ini adalah mekanisme perlindungan otomatis untuk mencegah kerusakan.
Pengisian daya lebih lambat. Jika baterai terlalu panas, kecepatan pengisian akan menurun drastis. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan panas tambahan selama proses pengisian.
Aktivitas yang menyebabkan mobil listrik overhead

mobil listrik juga bisa mengalami overheat seperti mobil konvensional.
Ada beberapa aktivitas yang dapat menyebabkan panas pada mobil listrik meningkat atau mengalami overheat. Apa saja faktor pemicunya? Cek di bawah ini.
Akselerasi tinggi dan berulang. Mengemudi dengan agresif atau terus-menerus menggunakan mode performa tinggi akan membuat motor dan baterai bekerja lebih keras, sehingga menghasilkan panas yang signifikan.
Pengisian cepat (fast charging). Saat mengisi daya dengan cepat, arus listrik yang masuk ke baterai sangat besar. Proses ini menghasilkan panas yang intens, dan jika sistem pendingin tidak berfungsi optimal, suhu baterai bisa meningkat tajam.
Menaiki tanjakan panjang. Saat mobil harus bekerja keras untuk menanjak, motor dan baterai akan menghasilkan panas lebih banyak dari biasanya.
Towing (menarik beban berat). Menarik beban berat, seperti karavan atau trailer, akan meningkatkan beban kerja pada motor dan baterai, sehingga meningkatkan risiko overheat.
Itulah penyebab dan dampak dari mobil listrik overheat. Perlu dicatat, meskipun mobil listrik dapat mengalami kondisi overheat, risikonya untuk rusak parah akibat hal ini jauh lebih kecil dibanding mobil berbahan bakar fosil. Biasanya, penurunan performa adalah tanda bahwa Anda perlu mengistirahatkan mobil agar sistem pendingin dapat bekerja secara efektif. Hal inilah yang perlu pengguna perhatikan.