Pertengahan Agustus 2024, civitas academica UGM berduka atas berpulangnya sosok yang mereka cintai, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. Halaman Gedung Pusat Balairung pun dipenuhi karangan bunga ungkapan dukacita.
Keluarga besar UGM bersedih ditinggal pribadi sederhana yang pernah memimpin Kampus Biru di tahun 2007-2012. Tetesan airmata dari para takziah memperlihatkan mereka begitu cinta kepada tokoh bersahaja yang senantiasa mengedepankan kecerdasan kolektif di dalam bekerja.
”Atas nama Pimpinan dan keluarga besar Universitas Gadjah Mada, saya menghaturkan ungkapan duka cita mendalam atas berpulangnya Almarhum Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. pada hari Sabtu, tanggal 10 Agustus 2024 pukul 21.48 WIB, seluruh Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka karena rekan kita, guru kita, dan salah satu putra terbaik Universitas Gadjah Mada dan Indonesia telah dipanggil oleh Tuhan YME”, ucap Prof. Dr. M. Baiquni, M.A, Ketua Dewan Guru Besar, di Balairung UGM, Minggu (11/8).
Memimpin upacara pelepasan jenazah, Baiquni menuturkan perjalanan Prof. Sudjarwadi merupakan saksi perjalanan putra terbaik bangsa yang memulai dengan ilmu pengetahuan, dan pernah memimpin UGM. Banyaknya pelayat yang hadir memberikan gambaran bagaimana perjuangan almarhum dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
“Semoga semua itu menjadi amal jariyah almarhum yang tidak putus-putusnya, dan untuk kebahagiaan almarhum disana marilah kita meneruskan apa yang pernah dirintis Prof. Sudjarwadi dengan mengembangkan ilmu yang pernah diajarkannya, dan beliau sudah memberikan amal terbaik untuk generasi berikutnya”, ungkapnya.
Almarhum Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D adalah Guru Besar dalam bidang ilmu hidrolik, Departemen Teknik sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik. Almarhum dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Teknik UGM pada tanggal 30 Mei 1998, atau 26 tahun yang lalu, dan dalam pidato pengukuhannya almarhum menyampaikan tentang Asas Kesederhanaan Teknik Pengairan Kontekstual.
Menurut Baiquni, sifat kesederhanaan almarhum nampak dalam pidato pengukuhan tersebut, bahwa kompleksitas kehidupan yang diwarnai dengan ilmu air bisa disederhanakan agar lebih memiliki daya guna atau manfaat bagi kesejahteraan umat manusia.
“Saat ini kita menyaksikan bahwa air menjadi kunci kehidupan yang sangat penting, dan kita diharapkan terus menjaga kelestarian melalui ilmu yang pernah disampaikan beliau. Kita secara bersama-sama diajak untuk melestarikan kuantitas maupun kualitas air agar kehidupan kedepan akan berlanjut dan berlangsung dengan sebaik-baiknya”, tuturnya.
Mengenang Prof. Sudjarwadi senantiasa teringat akan kecerdasan kolektif yang senantiasa almarhum tanamkan kepada siapa saja. Sebagai pemimpin yang mengedepankan prinsip kecerdasan kolektif, almarhum memiliki moto “someone is nothing but everyone have something”.
Selain sebagai perintis world class university di UGM, sebagai pimpinan UGM saat itu ia senantiasa mempertemukan scientific (ilmu pengetahuan) dan wisdom yang diwujudkan dalam Wisdom Park UGM. Artinya perkuliahan bisa disampaikan di kelas sekaligus bisa pula di ruang atau alam terbuka. Kawasan Wisdom Park UGM, oleh Dewan Guru Besar diuri-uri (dilestarikan) agar Kawasan Wisdom Park bisa menjadi taman sari ilmu pengetahuan yang mendekatan antara ilmu pengetahuan dan masyarakatnya serta lingkungan hidup.
Karena itu, kata Baiquni menyaksikan perjalanan Prof. Sudjarwadi membawa civitas academica UGM dan Masyarakat bahwa almarhum adalah orang yang baik. Salah satu falsafah hidup almarhum bahwa setiap manusia mempunyai prinsip atau falsafah hidup sendiri-sendiri, termasuk mereka yang sudah terbilang sukses dalam menjalani kehidupan ini
Falsafah ini memperlihatkan sebuah keniscayaan bahwa semua orang harus bekerjasama dan berkolaborasi. Karenanya saat memimpin UGM ia senantiasa memperlihatkan kapasitasnya sebagai pemimpin yang baik yaitu mampu membawa kebersamaan menjadi kunci kesuksesan.
“Pada momen penghormatan terakhir ini, ijinkan saya menghaturkan terima kasih mendalam kepada Almarhum Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. atas pengabdian dan dedikasinya bagi UGM, khususnya bagi Fakultas Teknik. Segenap amalan ilmu dan karya beliau, Insya Allah menjadi pembuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan masa depan, dan semoga almarhum mendapatkan terbaik disisi Tuhan Yang Maha Esa,” pungkasnya.
Setelah mendapat penghormatan dari Keluarga Besar UGM, jenazah almarhum Prof. Sudjarwadi di berangkatkan dari Balairung UGM menuju ke pemakaman keluarga di Desa Kiringan Utara, Semowo Plosowangi, Cawas, Klaten untuk dimakamkan di sana. Selamat jalan Prof. Sudjarwadi.
Sumber foto dan tulisan: website UGM