Berbicara mengenai nasi uduk di Ibukota Jakarta, tak mungkin lepas dari Kebon Kacang. Daerah yang berada di jantung kota Jakarta ini memang terkenal sebagai pusat nasi uduk Kebon Kacang Legendaris. Lokasi beberapa warung nasi uduk legendaris di kampung ini hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Bundaran Hotel Indonesia. Sangat strategis kan lokasinya?
Satu pertanyaan yang sering muncul terkait dengan nasi uduk Kebon Kacang legendaris adalah warung yang mana yang asli? Bila pertanyaannya seperti itu, tentu saja semua warung tersebut asli. Tapi bila pertanyaannya diganti menjadi warung mana yang paling tua umurnya, hal tersebut masih mungkin untuk ditelusuri dan dijawab.
Sebelum masuk ke jawaban nasi uduk mana yang paling tua, sebaiknya dibahas terlebih dulu bagaimana warung nasi uduk muncul di Kebon Kacang. Warung nasi uduk mulai muncul di daerah ini diperkirakan terjadi sekitar tahun 1930-1940-an. Namun, ada juga sumber yang menyebutkan nasi uduk sudah dikenal sejak abad ke-14. Awal mula munculnya warung nasi uduk di daerah Kebon Kacang diperkirakan dibawa pedagang Melayu dari Malaka. Secara tampilan dan rasa, nasi uduk memang mirip dengan nasi lemak.
Terlepas dari kapan nasi uduk masuk ke Jakarta, khususnya di Kebon Kacang, yang pasti makanan ini memang lekat dengan tradisi kuliner di daerah ini. Bila menelusuri jejak nasi uduk Kebon Kacang legendaris yang paling tua, setidaknya ada warung Zainal Fanani yang sudah berdiri sejak 1967. Beararti warung ini sudah berdiri lebih dari 50 tahun, waktu yang cukup panjang.
Selain warung Zainal Fanani, ada beberapa warung nasi uduk di Kebon Kacang yaitu, warung Babe Saman, Puas Hati Ibu Tati, Ibu NingNung, dan Babe Rasyid. Lima warung tersebut lokasinya tidak berjauhan dan cukup terkenal di Kebon Kacang.
Bila ingin mencicipi kuliner nasi uduk di Kebon Kacang, ada berbagai pilihan lauk untuk menemani nasi uduk. Beberapa pilihan lauk paling sering dipilih adalah ayam, empal, tahu, tempe, dan udang. Tertarik mencoba?
Mau lihat tips memasak simpel enak? Cek di video ini